17:01
Sudah empat malam aku memimpikanmu. Bukan karena aku yang mengundangnya secara sengaja, tapi semestamu datang secara tiba-tiba.
Alarm handphone bercase warna hitam berbunyi, adzan subuh mulai berkumandang.
Aku menghela napas pelan, yang kemudian kuambil air wudhu untuk bergegas menunaikan kewajiban sebagai umat islam.
Setelahnya ku mengaji dan menerjemahkan artinya secara perlahan-lahan tanpa terburu-buru.
Memang, tahun ini adalah tahun introspeksi dan tahun mendekatkan diri.
Selain kepada penciptaNya, juga aku bisa berharap kepada makhlukNya.
Cuaca dingin menyelimuti kotaku, diikuti hujan gerimis yang resonansinya begitu tak terdengar, karena kalah oleh suara alunan lagu yang kudengar menggunakan headset berwarna putih.
Aku melanjutkan rebahan menggunakan sarung warna favoriteku, barangkali bisa melanjutkan memimpikanmu, meski terdengar sederhana namun perasaan menjadi bahagia.
Playlist dalam spotify yang kuulang berkali-kali ialah lagu Cinta Jangan Sembunyi karya Seventeen.
Benar kata orang-orang, jikalau seseorang lagi merasakan bahagia mereka akan menikmati lagu. Sedangkan jika lagi merasakan kesedihan mereka akan memaknai lirik. Sialnya, aku ada di pilihan kedua.
Jalanan kota terasa lenggang, aku menikmati perjalanan bersama rekan kerja di perusahaan milik negara. Diiringi oleh lagu yang akhir-akhir ini lagi viral karena salah satu bencana akhir tahun lalu yang jaraknya tidak jauh dari tempat aku mengais rezeki.
Saat hari hampir berakhir, aku terfokus dengan media di televisi dan di twitter tentang pilpres yang akhir-akhir ini begitu ramai dibicarakan di seluruh penjuru Indonesia.
Perihal aku memilih siapa itu tak seorang pun tahu, bukankah asas pemilu adalah luber jurdil ( langsung umum bebas rahasia jujur adil) ?
Semoga kelak Indonesia di pimpin oleh sosok yang cerdas dan berkualitas.
Malam itu aku mengakhiri aktivitas dengan rebahan di kasur bersprei cokelat, sembari berkomunikasi dengan sosok teman yang umurnya hanya berbeda empat bulan dari aku, aku menceritakan beberapa hal yang ku alami, yang kemudian dia menasehati lalu memberi masukan.
Terimakasih .
Semoga kamu dalam keadaan baik-baik saja,
Semoga kamu menjadi seseorang yang bisa kembali hadir dalam mimpi tanpa perlu diundang
Semoga kamu senantiasa menjadi sosok wanita yang selalu ada dalam setiap doa lima waktuku dan waktu dhuhaku.
Aku mencintaimu, begitu juga dengan kotamu.
Aldi Renaldi
Cilegon, 17 Januari 2019
AIR MATA DUA PERSEPSI
Hallo teman-teman, apa kabar semuanya? Semoga kalian yang membaca blog ini dalam keadaan sehat ya, Aamiin.
Sudah lama ya saya gak nulis lagi di blog, karena emang kesibukan atau emang yang terlalu menyibukkan diri dengan berbaagai aktivitas hehe.
Kali ini saya akan bercerita pengalaman saya kunjungan ke Universitas Indonesia tanggal 14-15 November 2016. Salah satu kampus yang pernah saya perjuangin, namun sempat ditolak beberapa kali. Jleb emang namun apalah memang melupakan sakit hati itu sulit ya guys, eh malah baper wkwkwk. Oke oke langsung cekidot.
Kali ini saya berangkat sama Tasman, temen sepengangguran belum kuliah, eh sayamah gak nganggur deng tapi sedang mengenyam beasiswa jurnalistik. Setelah sebelumnya saya pernah ke kampus ini dua kali, dituntun oleh Hafidz (Sahabat saya yang saat ini kuliah di UGM ), kali ini saya berangkat sama Tasman. Jadwal keberangkatan awal pengennya berangkat tanggal 13 November siang hari, namun apalah ada sesuatu kewajiban yang tak bisa ditinggalkan, asik lah kewajiban haha. Alhasil kita berangkat subuh hari tanggal 14 November.
Kami bangun pukul setengah 5 subuh, kami langsung mandi dan sholat subuh. Selesainya kami pergi ke stasiun Cilegon untuk membeli tiket kereta kalimaya jurusan Tanah Abang. Setelah membeli tiket, kami mendapatkan tempat duduk di Gerbong Ekonomi 1 nomer 12 A dan 12 B.
Perjalanan kereta dari Cilegon jam 6 pagi, sampai stasiun Tanah Abang jam setengah 9. Setelahnya kami transit disitu, dan membeli tiket kereta kembali untuk menuju Stasiun Universitas Indonesia. Oiya, pas kita beli tiket di Stasiun Cilegon kita bertemu temen SD kita bernama Wisnu yang kebetulan pengen berangkat ke Universitas Pancasila yang searah dengan Universitas Indonesia, hanya beda satu stasiun. Kami dari Tanah Abang pukul setengah 9 dan sampai di Stasiun Universitas Indonesia jam setengah 10.
Setelahnya kami masuk ke UI, agak nyesel juga sih kenapa turun disini, harusnya turun di Stasiun Pondok Cina biar ketika turun langsung ke kantin untuk makan. Alhasil kita jalan dari Stasiun UI ke Stasiun Pondok Cina yang jaraknya lumayan jauh. Singkat cerita kami makan di kantin, kami berdua memesan nasi goreng special beserta es jeruk dan teh manis.
Setelah makan, kami berdua gabut tuh mau ngapain karena acara seminar jam 1 dan kita udah di UI dari jam 10. Alhasil kita nyamperin Devan dan Derry, dua orang temen deket saya selama di SMAN 1 Cilegon. Singkat cerita kami bertemu, walau kami kebingungan nyari mereka dimana, karena UI lumayan luas dan saya belum terlalu hapal denah. Kami langsung singgah di kantin dekat Fakultas MIPA untuk minum jus alpukat dan es lemon.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dan kami pun memisahkan diri untuk sholat, Derry dan Devan sholat di musholla deket FMIPA, kami berdua sholat di Masjid UI. Sebelum sampai masjid, kami foto-foto terlebih dahulu dengan background bangunan UI(tempat rektorat) itu.
Setelah sholat dzuhur, kami berdua langsung menuju Balairung untuk mengikuti Seminar Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Oppo bekerja sama dengan CNN Indonesia. Seminar di pukul setengah 2 siang, disitu kami diberikan sertifikat, tas gandeng, notebook, dan gantungan kunci. Terdapat artis Denny Sumargo disana, yang suka ada di My Trip My Adventure Trans TV. Pemaparan materi jurnalistik dimulai, saya semangat mencatat, eh ternyata materinya sama dengan apa yang saya alami di pelatihan beasiswa jurnalistik di Serang. Di acara tersebut terdapat doorprize yang hadiahnya Oppo F1S, saya semanagat tuh untuk dapetin doorprizenya, katanya doorprizenya syaratnya harus foto kegiatan ini, nah saya kepikiran untuk foto sama pembawa acaranya biar menarik biar siapa tau dapet hadiah, tetapi acara selesai, saya belum sempat foto, alhasil yaudah saya gagal dapetin Oppo F1S. Yakan kalo dapet lumayan kan. Singkat cerita acara selesai jam setengah 4 sore, dan disitu gerimis. Kami pun menerobos gerimis dengan kepala ditutupi jacket isbanban hanya untuk menuju masjid agar bisa sholat ashar.
Setelah sholat ashar, kami gabut lagi, kebetulan hujan semakin besar alhasil kami duduk-duduk santai di pelataran masjid sambil tiduran dan mainan hp sekalian menuggu sholat maghrib.
Setelah sholat maghrib, saya chat Jafar, alumni SMAN 1 Cilegon seangkatan sama saya yang saat ini kuliah di Teknik Kimia UI. Dia bilang ada di kostan, namun saya gatau kostannya dimana walau sempat dia kasih lokasi tapi tetep aja gatau, maklumin aja ya masih awam tentang denah UI, da akumah apa atuh bukan maba haha.
Lalu beberapa saat kemudian saya ingat Fakultas Teknik sebelah mana, sangat jauh sih dari masjid, alhasil kami naik Bis Kuning(Bis Universitas Indonesia), singkat cerita kami sampai di Fakultas Teknik. Lagi-lagi kami bingung harus kemana, kata Jafar dan Devan sih suruh kearah Klinik Makara, kita liat sih kliniknya, cuma lanjutannya itu ke jalan mana, kan gatau hehe sedih. Alhasil kita nyoba-nyoba menelusuri jalan, dan jeng jeng ketemu Derry disitu, dan kita sampai di kostan Derry dan Devan. Nyari kostan mereka aja butuh perjuangan, apalagi merjuangin hati kamu ya haha eh apasih gabut, oke ini selingan aja ya biar gak bete bacanya haha.
Setelah sampai di kostan, kami berdua pisah nebeng tidurnya, Tasman nebeng tidur di kamar Derry, sementara saya nebeng tidur di kamar Devan. Oiya di kostan ini, kami mendapat teman baru bernama Kelvin alumni SMAN 11 Kota Tangerang saat ini dia kuliah di Geografi UI, tapi dia manggi saya “mas” padahal kita seangkatan haha, dan ternyata dia juga peserta Lomba Pesta Sains Nasional IPB tahun 2015 lalu, dia ikut lomba Meteorologi Interaktif, sedangkan saya Biologi. Setelah itu kami makan malam di warteg deket kostan mereka.
Tiba-tiba Jafar datang ke kostan Devan, setelahnya kami berempat(Saya, Jafar, Devan dan Tasman) ngobrol-ngobrol tentang masa SMP, masa SMA, politik, isbanban, dunia perkuliahan, sampe ngegosipin orang. Kita mah apa atuh ngobrol geh gatau waktu dari sekitar jam setengah 9 sampai jam 12 malam. Setelahnya Jafar bali ke kostannya, sedangkan Tasman balik ke kamar Derry. Sementara saya dan Devan sebelum tidur kita sholat isya terlebih dahulu.
Saya bangun pukul setengah 6 pagi dan langsung sholat subuh, lalu membangunkan Devan untuk sholat subuh. Setelah itu Devan mandi karena harus ke kampus ada mata kuliah jam 8, menunggu Devan mandi saya ke kamar Derry untuk ngobrol-ngobrol sama Derry dan Tasman. Karena Devan mandinya lama, saya nebeng mandi di kamar Derry.
Lalu setelah mandi, kami izin ke Derry dan Devan untuk pamit pulang, kami pulang jam 8.Tadinya saya berniat untuk membeli aksesoris UI deket masjid, karena kemarin senin tutup. Tapi sayanya lupa, saya malah turun naik bis kuning di halte Stasiun Pondok Cina, bukan di Halte Fakultas Hukum. Yaudah kami langsung pulang.
Karena kereta dari Tanah Abang menuju Cilegon tidak ada yang berangkat jam 8, alhasil kami menukarkan kartu KRL terlebih dahulu yang seharga 10rb, setelahnya kami jalan menyusuri jalan kecil untuk menuju jalan raya, mencari angkot menuju Kampung Rambutan. Sempet gatau jalan juga, tapi Alhamdulillah ketemu.Kami naik angkot menuju kampung rambutan, gilanya adalah mamang angkotnya bawanya gila kebut-kebut gitu, padahal ada penumpang cewek juga, gak kira-kira emang, pengen mah tak tonjok, tapi apa daya saya bukan warga lokal depok, alhasil kalo saya gulet nanti habis dah saya disana. Singkat cerita kami sampai di Terminal Kampung Rambutan pukul setengah 10, saat mau bayar tapi duit 10rb saya bekas tukeran kartu KRL ilang, mungkin saat saya masukkan ke kantong kemeja jatuh kali ya gak ngeh sayanya. Setelahnya kami ke toilet sebentar karena saya ingin buang air besar, sementara Tasman merasa mual karena kegilaan mamang angkot.
Jam 10 kami menaiki bis jurusan Merak.
Di perjalanan menuju Cilegon, seperti biasa saya selalu ngedengerin musik, memutar lagu di playlist lagu favorite saya hehe.
Sedangkan si Tasman selama perjalanan tidur melulu karena mual.
Saat bis diperkotaan Jakarta, selain mata saya melihat bangunan-bangunan besar, namun pikiran saya mengingat ke masa lalu, gimana rasanya ditolak UI dalam 3x kesempatan, mulai dari SNMPTN, SBMPTN dan Simak UI. Saya meneteskan air mata, tumben banget nih saya tiba-tiba netesin air mata, air mata yang mengandung dua persepsi, antara air mata kebahagiaan karena alhamdulillah bisa main ke UI lagi, setelah sebelumnya terakhir main kesini tanggal 28 Mei 2016( H-3 SBMPTN), atau air mata kesedihan karena mengingat saya mempunyai cita-cita bisa berkuliah disini walau akhirnya ditolak beberapa kali. Setelah ini, saya akan mengikuti lomba Jurnalis dari acara ini juga.
Oiya ini antara sebuah kebetulan atau emang takdir Tuhan ya, 14 November 2015 lalu saya mengikuti Lomba Pesta Sains Nasional di Institut Pertanian Bogor. Setahun kemudian, 14 November 2016 saya mengikuti seminar dan lomba Jurnalistik di Universitas Indonesia, tanggalnya sama hehe.
InsyaAllah tahun depan saya ikut SBMPTN lagi, tapi entahlah saya bakal milih UI atau tidak intinya bagi teman-teman yang memabaca cerita ini, doakan saja yang terbaik buat saya ya. Karena saya percaya, semua kejadian tidak ada yang kebetulan dan pasti ada hikmahnya. Dan Allah akan memberikan kepada kita tentang apa yang terbaik, bukan yang terbalik :)
Terimakasih sudah berkunjung untuk membaca, sampai jumpa di cerita berikutnya :)
Aldi Renaldi
University of Indonesia, 15 November 2016
Sudah empat malam aku memimpikanmu. Bukan karena aku yang mengundangnya secara sengaja, tapi semestamu datang secara tiba-tiba.
Alarm handphone bercase warna hitam berbunyi, adzan subuh mulai berkumandang.
Aku menghela napas pelan, yang kemudian kuambil air wudhu untuk bergegas menunaikan kewajiban sebagai umat islam.
Setelahnya ku mengaji dan menerjemahkan artinya secara perlahan-lahan tanpa terburu-buru.
Memang, tahun ini adalah tahun introspeksi dan tahun mendekatkan diri.
Selain kepada penciptaNya, juga aku bisa berharap kepada makhlukNya.
Cuaca dingin menyelimuti kotaku, diikuti hujan gerimis yang resonansinya begitu tak terdengar, karena kalah oleh suara alunan lagu yang kudengar menggunakan headset berwarna putih.
Aku melanjutkan rebahan menggunakan sarung warna favoriteku, barangkali bisa melanjutkan memimpikanmu, meski terdengar sederhana namun perasaan menjadi bahagia.
Playlist dalam spotify yang kuulang berkali-kali ialah lagu Cinta Jangan Sembunyi karya Seventeen.
Benar kata orang-orang, jikalau seseorang lagi merasakan bahagia mereka akan menikmati lagu. Sedangkan jika lagi merasakan kesedihan mereka akan memaknai lirik. Sialnya, aku ada di pilihan kedua.
Jalanan kota terasa lenggang, aku menikmati perjalanan bersama rekan kerja di perusahaan milik negara. Diiringi oleh lagu yang akhir-akhir ini lagi viral karena salah satu bencana akhir tahun lalu yang jaraknya tidak jauh dari tempat aku mengais rezeki.
Saat hari hampir berakhir, aku terfokus dengan media di televisi dan di twitter tentang pilpres yang akhir-akhir ini begitu ramai dibicarakan di seluruh penjuru Indonesia.
Perihal aku memilih siapa itu tak seorang pun tahu, bukankah asas pemilu adalah luber jurdil ( langsung umum bebas rahasia jujur adil) ?
Semoga kelak Indonesia di pimpin oleh sosok yang cerdas dan berkualitas.
Malam itu aku mengakhiri aktivitas dengan rebahan di kasur bersprei cokelat, sembari berkomunikasi dengan sosok teman yang umurnya hanya berbeda empat bulan dari aku, aku menceritakan beberapa hal yang ku alami, yang kemudian dia menasehati lalu memberi masukan.
Terimakasih .
Semoga kamu dalam keadaan baik-baik saja,
Semoga kamu menjadi seseorang yang bisa kembali hadir dalam mimpi tanpa perlu diundang
Semoga kamu senantiasa menjadi sosok wanita yang selalu ada dalam setiap doa lima waktuku dan waktu dhuhaku.
Aku mencintaimu, begitu juga dengan kotamu.
Aldi Renaldi
Cilegon, 17 Januari 2019
AIR MATA DUA PERSEPSI
Hallo teman-teman, apa kabar semuanya? Semoga kalian yang membaca blog ini dalam keadaan sehat ya, Aamiin.
Sudah lama ya saya gak nulis lagi di blog, karena emang kesibukan atau emang yang terlalu menyibukkan diri dengan berbaagai aktivitas hehe.
Kali ini saya akan bercerita pengalaman saya kunjungan ke Universitas Indonesia tanggal 14-15 November 2016. Salah satu kampus yang pernah saya perjuangin, namun sempat ditolak beberapa kali. Jleb emang namun apalah memang melupakan sakit hati itu sulit ya guys, eh malah baper wkwkwk. Oke oke langsung cekidot.
Kali ini saya berangkat sama Tasman, temen sepengangguran belum kuliah, eh sayamah gak nganggur deng tapi sedang mengenyam beasiswa jurnalistik. Setelah sebelumnya saya pernah ke kampus ini dua kali, dituntun oleh Hafidz (Sahabat saya yang saat ini kuliah di UGM ), kali ini saya berangkat sama Tasman. Jadwal keberangkatan awal pengennya berangkat tanggal 13 November siang hari, namun apalah ada sesuatu kewajiban yang tak bisa ditinggalkan, asik lah kewajiban haha. Alhasil kita berangkat subuh hari tanggal 14 November.
Kami bangun pukul setengah 5 subuh, kami langsung mandi dan sholat subuh. Selesainya kami pergi ke stasiun Cilegon untuk membeli tiket kereta kalimaya jurusan Tanah Abang. Setelah membeli tiket, kami mendapatkan tempat duduk di Gerbong Ekonomi 1 nomer 12 A dan 12 B.
Perjalanan kereta dari Cilegon jam 6 pagi, sampai stasiun Tanah Abang jam setengah 9. Setelahnya kami transit disitu, dan membeli tiket kereta kembali untuk menuju Stasiun Universitas Indonesia. Oiya, pas kita beli tiket di Stasiun Cilegon kita bertemu temen SD kita bernama Wisnu yang kebetulan pengen berangkat ke Universitas Pancasila yang searah dengan Universitas Indonesia, hanya beda satu stasiun. Kami dari Tanah Abang pukul setengah 9 dan sampai di Stasiun Universitas Indonesia jam setengah 10.
Setelahnya kami masuk ke UI, agak nyesel juga sih kenapa turun disini, harusnya turun di Stasiun Pondok Cina biar ketika turun langsung ke kantin untuk makan. Alhasil kita jalan dari Stasiun UI ke Stasiun Pondok Cina yang jaraknya lumayan jauh. Singkat cerita kami makan di kantin, kami berdua memesan nasi goreng special beserta es jeruk dan teh manis.
Setelah makan, kami berdua gabut tuh mau ngapain karena acara seminar jam 1 dan kita udah di UI dari jam 10. Alhasil kita nyamperin Devan dan Derry, dua orang temen deket saya selama di SMAN 1 Cilegon. Singkat cerita kami bertemu, walau kami kebingungan nyari mereka dimana, karena UI lumayan luas dan saya belum terlalu hapal denah. Kami langsung singgah di kantin dekat Fakultas MIPA untuk minum jus alpukat dan es lemon.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dan kami pun memisahkan diri untuk sholat, Derry dan Devan sholat di musholla deket FMIPA, kami berdua sholat di Masjid UI. Sebelum sampai masjid, kami foto-foto terlebih dahulu dengan background bangunan UI(tempat rektorat) itu.
Setelah sholat dzuhur, kami berdua langsung menuju Balairung untuk mengikuti Seminar Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Oppo bekerja sama dengan CNN Indonesia. Seminar di pukul setengah 2 siang, disitu kami diberikan sertifikat, tas gandeng, notebook, dan gantungan kunci. Terdapat artis Denny Sumargo disana, yang suka ada di My Trip My Adventure Trans TV. Pemaparan materi jurnalistik dimulai, saya semangat mencatat, eh ternyata materinya sama dengan apa yang saya alami di pelatihan beasiswa jurnalistik di Serang. Di acara tersebut terdapat doorprize yang hadiahnya Oppo F1S, saya semanagat tuh untuk dapetin doorprizenya, katanya doorprizenya syaratnya harus foto kegiatan ini, nah saya kepikiran untuk foto sama pembawa acaranya biar menarik biar siapa tau dapet hadiah, tetapi acara selesai, saya belum sempat foto, alhasil yaudah saya gagal dapetin Oppo F1S. Yakan kalo dapet lumayan kan. Singkat cerita acara selesai jam setengah 4 sore, dan disitu gerimis. Kami pun menerobos gerimis dengan kepala ditutupi jacket isbanban hanya untuk menuju masjid agar bisa sholat ashar.
Setelah sholat ashar, kami gabut lagi, kebetulan hujan semakin besar alhasil kami duduk-duduk santai di pelataran masjid sambil tiduran dan mainan hp sekalian menuggu sholat maghrib.
Setelah sholat maghrib, saya chat Jafar, alumni SMAN 1 Cilegon seangkatan sama saya yang saat ini kuliah di Teknik Kimia UI. Dia bilang ada di kostan, namun saya gatau kostannya dimana walau sempat dia kasih lokasi tapi tetep aja gatau, maklumin aja ya masih awam tentang denah UI, da akumah apa atuh bukan maba haha.
Lalu beberapa saat kemudian saya ingat Fakultas Teknik sebelah mana, sangat jauh sih dari masjid, alhasil kami naik Bis Kuning(Bis Universitas Indonesia), singkat cerita kami sampai di Fakultas Teknik. Lagi-lagi kami bingung harus kemana, kata Jafar dan Devan sih suruh kearah Klinik Makara, kita liat sih kliniknya, cuma lanjutannya itu ke jalan mana, kan gatau hehe sedih. Alhasil kita nyoba-nyoba menelusuri jalan, dan jeng jeng ketemu Derry disitu, dan kita sampai di kostan Derry dan Devan. Nyari kostan mereka aja butuh perjuangan, apalagi merjuangin hati kamu ya haha eh apasih gabut, oke ini selingan aja ya biar gak bete bacanya haha.
Setelah sampai di kostan, kami berdua pisah nebeng tidurnya, Tasman nebeng tidur di kamar Derry, sementara saya nebeng tidur di kamar Devan. Oiya di kostan ini, kami mendapat teman baru bernama Kelvin alumni SMAN 11 Kota Tangerang saat ini dia kuliah di Geografi UI, tapi dia manggi saya “mas” padahal kita seangkatan haha, dan ternyata dia juga peserta Lomba Pesta Sains Nasional IPB tahun 2015 lalu, dia ikut lomba Meteorologi Interaktif, sedangkan saya Biologi. Setelah itu kami makan malam di warteg deket kostan mereka.
Tiba-tiba Jafar datang ke kostan Devan, setelahnya kami berempat(Saya, Jafar, Devan dan Tasman) ngobrol-ngobrol tentang masa SMP, masa SMA, politik, isbanban, dunia perkuliahan, sampe ngegosipin orang. Kita mah apa atuh ngobrol geh gatau waktu dari sekitar jam setengah 9 sampai jam 12 malam. Setelahnya Jafar bali ke kostannya, sedangkan Tasman balik ke kamar Derry. Sementara saya dan Devan sebelum tidur kita sholat isya terlebih dahulu.
Saya bangun pukul setengah 6 pagi dan langsung sholat subuh, lalu membangunkan Devan untuk sholat subuh. Setelah itu Devan mandi karena harus ke kampus ada mata kuliah jam 8, menunggu Devan mandi saya ke kamar Derry untuk ngobrol-ngobrol sama Derry dan Tasman. Karena Devan mandinya lama, saya nebeng mandi di kamar Derry.
Lalu setelah mandi, kami izin ke Derry dan Devan untuk pamit pulang, kami pulang jam 8.Tadinya saya berniat untuk membeli aksesoris UI deket masjid, karena kemarin senin tutup. Tapi sayanya lupa, saya malah turun naik bis kuning di halte Stasiun Pondok Cina, bukan di Halte Fakultas Hukum. Yaudah kami langsung pulang.
Karena kereta dari Tanah Abang menuju Cilegon tidak ada yang berangkat jam 8, alhasil kami menukarkan kartu KRL terlebih dahulu yang seharga 10rb, setelahnya kami jalan menyusuri jalan kecil untuk menuju jalan raya, mencari angkot menuju Kampung Rambutan. Sempet gatau jalan juga, tapi Alhamdulillah ketemu.Kami naik angkot menuju kampung rambutan, gilanya adalah mamang angkotnya bawanya gila kebut-kebut gitu, padahal ada penumpang cewek juga, gak kira-kira emang, pengen mah tak tonjok, tapi apa daya saya bukan warga lokal depok, alhasil kalo saya gulet nanti habis dah saya disana. Singkat cerita kami sampai di Terminal Kampung Rambutan pukul setengah 10, saat mau bayar tapi duit 10rb saya bekas tukeran kartu KRL ilang, mungkin saat saya masukkan ke kantong kemeja jatuh kali ya gak ngeh sayanya. Setelahnya kami ke toilet sebentar karena saya ingin buang air besar, sementara Tasman merasa mual karena kegilaan mamang angkot.
Jam 10 kami menaiki bis jurusan Merak.
Di perjalanan menuju Cilegon, seperti biasa saya selalu ngedengerin musik, memutar lagu di playlist lagu favorite saya hehe.
Sedangkan si Tasman selama perjalanan tidur melulu karena mual.
Saat bis diperkotaan Jakarta, selain mata saya melihat bangunan-bangunan besar, namun pikiran saya mengingat ke masa lalu, gimana rasanya ditolak UI dalam 3x kesempatan, mulai dari SNMPTN, SBMPTN dan Simak UI. Saya meneteskan air mata, tumben banget nih saya tiba-tiba netesin air mata, air mata yang mengandung dua persepsi, antara air mata kebahagiaan karena alhamdulillah bisa main ke UI lagi, setelah sebelumnya terakhir main kesini tanggal 28 Mei 2016( H-3 SBMPTN), atau air mata kesedihan karena mengingat saya mempunyai cita-cita bisa berkuliah disini walau akhirnya ditolak beberapa kali. Setelah ini, saya akan mengikuti lomba Jurnalis dari acara ini juga.
Oiya ini antara sebuah kebetulan atau emang takdir Tuhan ya, 14 November 2015 lalu saya mengikuti Lomba Pesta Sains Nasional di Institut Pertanian Bogor. Setahun kemudian, 14 November 2016 saya mengikuti seminar dan lomba Jurnalistik di Universitas Indonesia, tanggalnya sama hehe.
InsyaAllah tahun depan saya ikut SBMPTN lagi, tapi entahlah saya bakal milih UI atau tidak intinya bagi teman-teman yang memabaca cerita ini, doakan saja yang terbaik buat saya ya. Karena saya percaya, semua kejadian tidak ada yang kebetulan dan pasti ada hikmahnya. Dan Allah akan memberikan kepada kita tentang apa yang terbaik, bukan yang terbalik :)
Terimakasih sudah berkunjung untuk membaca, sampai jumpa di cerita berikutnya :)
Aldi Renaldi
University of Indonesia, 15 November 2016